Beberapa pendapat menyebutkan alat pengering tangan (hand dryer) bisa membuat bakteri lebih berkembang biak karena membuat tangan menjadi hangat, kondisi yang disukai bakteri. Namun, pendapat lain mengatakan tisu toilet juga tidak bersih karena sudah terkontaminasi oleh bakteri.
Pada tahun 2000, para ahli dari Mayo Clinic melakukan penelitian independen untuk mengetahui metode apa yang paling tepat untuk mengeringkan tangan. Mereka melibatkan 100 orang yang tangannya sudah dikontaminasi bakteri. Kemudian mereka diminta mencuci tangan dengan sabun dan air.
Setelah itu sebagian partisipan diminta mengeringkan tangan dengan hand dryer selama 30 detik dan sisanya menggunakan tisu toilet selama 15 detik. Ternyata, para ahli menyatakan skornya seri, kedua metode itu efektif untuk mengeringkan tangan sekaligus mengurangi jumlah bakteri.
Kesimpulannya, yang penting untuk diperhatikan adalah durasi pengeringan tangan, makin lama makin baik. Penelitian lain yang menggunakan cairan pembersih tangan (hand sanitizer) beralkohol menunjukkan cairan ini mampu mengusir seluruh bakteri namun tidak virusnya. Agar efektif, kadar alkohol yang disarankan adalah 60 persen.
Ingin Sehat? Jangan Lupa Cuci Tangan
Diare, infeksi mata, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), flu burung dan flu babi, termasuk dalam penyakit yang menular dengan cepat. Meski demikian, penyakit-penyakit tersebut sebenarnya bisa dicegah dengan kebiasaan mencuci tangan pakai sabun.
Sebuah penelitian yang dimuat dalam Chocrane Library Journal tahun 2007 menyebutkan cuci tangan dengan sabun efektif menahan virus ISPA dan pandemi flu. Riset di Inggris tahun 2007 juga menyebutkan cuci tangan lebih efektif dibandingkan obat dan vaksin untuk menghentikan flu. Cuci tangan juga efektif mencegah penyakit tifus, empat jenis cacingan, disentri, kolera, serta hepatitis A.
Menurut pakar kesehatan, Handrawan Nadesul, virus dan kuman sangat mudah berpindah. "Bukan cuma lewat jabat tangan, tapi juga dari pegangan pintu, tombol lift, gagang telepon, dan apa pun yang terpegang di tempat umum," katanya. Untuk mencegah masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh, virus dan kuman yang menempel itu harus dibasuh dengan air dan sabun.
Sayangnya mencuci tangan belum jadi perilaku masyarakat Indonesia. Studi Basic Human Services di Indonesia tahun 2006 mengenai perilaku masyarakat dalam mencuci tangan menyebutkan hanya 12 persen yang mencuci tangan setelah buang air besar, 9 persen setelah membersihkan tinja bayi dan balita, 14 persen sebelum makan, 7 persen sebelum memberi makanan bayi dan 6 persen sebelum menyiapkan makanan.
Lewat kegiatan sederhana dan murah, seperti cuci tangan, bisa memiliki dampak ekonomi yang sangat besar. Di Filipina biaya kesehatan yang diirit berkat kebiasaan cuci tangan mencapai 455 juta dollar AS.
Menurut Bank Dunia, perilaku cuci tangan dengan sabun kurang dipromosikan sebagai tindakan pencegahan. DepKes RI sendiri sudah memasukkan cuci tangan dengan air bersih dan sabun dalam elemen penting peningkatan kesehatan anak Indonesia.
Meski demikian, menurut dr.Abidinsyah Siregar, Kepala Pusat Promosi Kesehatan DepKes, tindakan pencegahan penyakit belum jadi bagian dari perilaku masyarakat. "Perilaku merupakan penyebab terbesar masalah kesehatan kita," katanya.
Untuk membentuk perilaku yang sehat seharusnya dimulai sejak dini. "Kalau sudah dewasa sudah sulit mengubahnya," ujar Handrawan. Karena itu mencuci tangan seharusnya masuk dalam pendidikan kesehatan di sekolah dan di rumah. Dalam hal ini peran orangtua dan tenaga pendidik sangat diharapkan. "Menjadi sehat artinya berperilaku sehat," katanya.
Jangan Asal Cuci Tangan!
Pentingnya mencuci tangan terus digalakkan oleh para tenaga medis, terutama karena perhatian masyarakat kepada kebersihan tangan masih kurang. Yang sering terlewatkan adalah membersihkan sekitar kuku dan sela-sela jari.
Sosialisasi budaya mencuci tangan kepada para tenaga medis di wilayah Jakarta Timur baru saja diadakan siang tadi, mengingat banyaknya kemungkinan penyebaran kuman lewat lingkungan dan alat-alat medis lainnya.
"Infeksi dapat datang dari diri kita sendiri, tenaga kesehatan kepada pasien, dan lingkungan seperti udara, makanan, debu, dan alat-alat," kata Dr Rinaldi Panjaitan, SpMK dalam seminar "Budayakan Cuci Tangan untuk Kesehatan" di RSUP Persahabatan, Jakarta, Rabu (25/11).
Ada tujuh langkah yang diperlukan untuk menjaga kebersihan tangan kita. Ketujuh langkah tersebut, yaitu melepaskan cincin dan jam tangan sebelum mencuci tangan, kemudian ambil sabun secukupnya.
Gosok telapak tangan kanan di atas punggung telapak tangan kiri dan sebaliknya. Kemudian gosok telapak tangan dengan telapak dan jari saling terkait. Letakkan punggung jari pada telapak satunya dengan jari yang saling mengunci.
Jempol kanan digosok memutar oleh telapak tangan kiri dan sebaliknya. Jari tangan kiri menguncup, gosok memutar ke kanan dan ke kiri pada telapak tangan kanan dan sebagainya.
Langkah terakhir, yaitu pegang pergelangan tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya. Mencuci tangan dengan asal dapat menyisakan kuman-kuman di tangan.
Sumber: Kompas.com
No comments:
Post a Comment