MI instan dijadikan makanan pokok para pengungsi. Selain mudah didapat, mi instan dapat diolah dengan cepat. Namun, apakah mi instan merupakan makanan yang tepat bagi para pengungsi?
Banjir yang melanda sebagian daerah Indonesia, termasuk Ibu Kota DKI Jakarta membuat sebagian orang mengungsi. Pada dasarnya, keterbatasan makanan kerap dialami para pengungsi di tempat pengungsian. Tidak sedikit dari mereka yang mengonsumsi mi instan untuk mengganti makanan berat.
Menurut dr. Fiastuti Witjaksono, SpGK, Spesialis Gizi mengatakan, mi instan diperbolehkan dikonsumsi para pengungsi sebagai pengganti makanan pokok.
“Mi instan merupakan sumber tenaga sebagai pengganti nasi. Dalam keadaan darurat, mi instan sah-sah saja dikonsumsi,” ujarnya, saat diwawancarai Okezone melalui telefon genggamnya, Senin (21/1/2013).
Meskipun demikian, dr. Fiastuti menambahkan, mi instan tidak baik jika dikonsumsi secara terus-menerus. Kandungan bumbu yang berada di mi instan tidak baik jika dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama.
“Mi-nya baik, cuma bumbu mi instan terdapat pengawet, garam dan penyedap yang mengandung natrium di dalamnya. Orang yang mengonsumsi natrium dalam jangka panjang dapat menyebabkan hipertensi seseorang,” tambahnya.
Untuk mengatasi kandungan natrium di dalam bumbu mi instan, pengungsi dapat mengonsumsi nasi bungkus atau kentang rebus. Selain memiliki karbohidrat yang tinggi, kedua makanan tersebut lebih sehat dibandingkan makanan cepat saji lainnya.
Sumber: okezone
Banjir yang melanda sebagian daerah Indonesia, termasuk Ibu Kota DKI Jakarta membuat sebagian orang mengungsi. Pada dasarnya, keterbatasan makanan kerap dialami para pengungsi di tempat pengungsian. Tidak sedikit dari mereka yang mengonsumsi mi instan untuk mengganti makanan berat.
Menurut dr. Fiastuti Witjaksono, SpGK, Spesialis Gizi mengatakan, mi instan diperbolehkan dikonsumsi para pengungsi sebagai pengganti makanan pokok.
“Mi instan merupakan sumber tenaga sebagai pengganti nasi. Dalam keadaan darurat, mi instan sah-sah saja dikonsumsi,” ujarnya, saat diwawancarai Okezone melalui telefon genggamnya, Senin (21/1/2013).
Meskipun demikian, dr. Fiastuti menambahkan, mi instan tidak baik jika dikonsumsi secara terus-menerus. Kandungan bumbu yang berada di mi instan tidak baik jika dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama.
“Mi-nya baik, cuma bumbu mi instan terdapat pengawet, garam dan penyedap yang mengandung natrium di dalamnya. Orang yang mengonsumsi natrium dalam jangka panjang dapat menyebabkan hipertensi seseorang,” tambahnya.
Untuk mengatasi kandungan natrium di dalam bumbu mi instan, pengungsi dapat mengonsumsi nasi bungkus atau kentang rebus. Selain memiliki karbohidrat yang tinggi, kedua makanan tersebut lebih sehat dibandingkan makanan cepat saji lainnya.
Sumber: okezone
No comments:
Post a Comment