Tentunya Anda pernah merasakan telinga berdengung. Biasanya jika telinga berdengung, maka seseorang akan mengkaitkannya dengan mitos-mitos tertentu, misalnya sedang dibicarakan oleh orang lain, atau akan memperoleh suatu kejadian yang luar biasa/kejadian buruk dan sebagainya. Namun sebenarnya mengapa telinga kita bisa berdengung?
Mitos-mitos yang beredar tersebut sebenarnya tidaklah logis/ilmiah. Telinga berdengung itu juga bukanlah merupakan suatu penyakit. Namun hal ini terjadi karena adanya gejala tertentu.
Secara anatomi telinga manusia memiliki tiga bagian penting yakni telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Masing-masing memiliki fungsi tersendiri dalam mengotimalkan pendengaran kita. Telinga luar dan tengah masing-masing punya fungsi dengan memberikan energi mekanik (suara) yang diteruskan ke telinga dalam dan diubah menjadi energi listrik. Energi ini akan diteruskan ke otak ke pusat pendengaran. Dengan itu membuat kita mengerti yang orang katakan. Gangguan fungsi pada salah satu bagian telinga akan menyebabkan pendengaran berkurang. Telinga punya peranan penting dalam hidup manusia. Organ ini tidak sekadar diperlukan dalam proses komunikasi. Dua peranan lain yang tak kalah pentingnya yakni untuk proteksi dan kenikmatan. Apabila pendengaran kita sering mengalami gangguan antara lain sering terpapar suara yang bising dan keras, maka akan timbul dengungan pada telinga kita.
Telinga berdengung atau dalam istilah kedokteran biasanya disebut sebagai tinnitus (tinitus). Tinitus sendiri berarti suara berdenging atau berdengung, atau jenis suara lain yang berasal dari kepala atau telinga tanpa keterlibatan sumber eksternal. Tinitus bukanlah penyakit namun gejala dan sebaiknya segera dicari penyebabnya. Terdapat dua jenis tinitus, yaitu yang subjektif dan objektif. Tinitus subjektif berarti tinitus yang hanya dapat didengar oleh penderita sendiri. Penyebabnya adalah kelainan pada telinga bagian luar, dalam, dan tengah. Tinitus ini juga dapat disebabkan oleh gangguan pada saraf-saraf pendengaran di otak. Sedangkan yang objektif dapat didengar juga oleh dokter yang memeriksa. Tinitus jenis ini jarang ditemukan, dapat disebabkan oleh kelainan pembuluh darah, gangguan tulang telinga dalam, atau gangguan pada otot.
Penyebab yang umum ditemukan pada tinitus adalah kerusakan sel telinga dalam. Rambut-rambut kecil pada telinga bagian dalam bergerak tergantung tekanan gelombang suara. Gerakan ini menstimulasi sel-sel telinga untuk mengeluarkan sinyal listrik melalui saraf dari telinga (saraf auditori) ke otak. Otak akan menginterpretasi sinyal-sinyal ini sebagai suara. Jika rambut-rambut pada telinga bagian dalam tersebut rusak, mereka dapat “membocorkan” impuls elektrik yang tidak beraturan, sehingga menyebabkan tinitus. Kerusakan rambut-rambut ini dipengaruhi oleh usia dan adanya paparan terhadap suara yang keras dalam jangka waktu lama (MP3 player, konser musik), dan paparan terhadap beberapa obat tertentu (aspirin, NSAIDs, diuretik).
Penyebab lain dari tinitus adalah:
* Adanya kotoran terlalu banyak dalam telinga sehingga mengakibatkan adanya sumbatan pada saluran Eustachia (tuba Eustachia).
* Perubahan pada tulang telinga bagian tengah.
* Meniere’s Disease (kelainan pada telinga dalam karena tekanan cairan atau komposisi telinga dalam).
* Trauma pada kepala atau telinga (mempengaruhi saraf atau fungsi otak yang berkaitan dengan pendengaran; umumnya tinitus karena sebab ini hanya terjadi pada satu telinga).
* Tumor jinak pada saraf kranial yang berjalan dari otak ke telinga bagian yang mengontrol keseimbangan dan pendengaran (acoustic neuroma; biasanya menyebabkan tinitus pada satu sisi telinga saja).
* Kelainan pada pembuluh darah (menyebabkan tinitus yang sifatnya pulsatil atau berdenyut, termasuk tinitus objektif).
* Akibat mengkonsumsi beberapa jenis obat, seperti pil kina dapat menimbulkan gejala seperti itu.
* Stress dan depresi. Diagnosis ini merupakan diagnosis yang sangat umum jika tes-tes atau pemeriksaan pendengaran menunjukkan hasil normal dan penyebab tinitus lain tidak dapat diidentifikasi.
Bagaimana cara menghilangkan tinitus?
Tidak ada obat khusus untuk tinitus, yang paling penting adalah menghilangkan pencetus atau menyembuhkan penyebab. Hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya tinitus antara lain adalah menghindari suara keras, menghindari pencetus tinitus seperti kopi, teh, cola, rokok, dan garam. Berolahragalah untuk memperbaiki sirkulasi dan jangan terlalu memikirkan mengenai tinitus yang terjadi, belajarlah untuk mengabaikannya atau mengalihkannya ke hal lain (mendengarkan musik ketika mau tidur misalnya). Pada ruangan yang sepi, suara kipas angin, suara musik atau radio yang pelan dapat membantu menyamarkan bunyi dari tinitus.
Disarikan dari beberapa sumber:
- klikdokter.com
- indocina.net
- kompas.com
Mitos-mitos yang beredar tersebut sebenarnya tidaklah logis/ilmiah. Telinga berdengung itu juga bukanlah merupakan suatu penyakit. Namun hal ini terjadi karena adanya gejala tertentu.
Secara anatomi telinga manusia memiliki tiga bagian penting yakni telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Masing-masing memiliki fungsi tersendiri dalam mengotimalkan pendengaran kita. Telinga luar dan tengah masing-masing punya fungsi dengan memberikan energi mekanik (suara) yang diteruskan ke telinga dalam dan diubah menjadi energi listrik. Energi ini akan diteruskan ke otak ke pusat pendengaran. Dengan itu membuat kita mengerti yang orang katakan. Gangguan fungsi pada salah satu bagian telinga akan menyebabkan pendengaran berkurang. Telinga punya peranan penting dalam hidup manusia. Organ ini tidak sekadar diperlukan dalam proses komunikasi. Dua peranan lain yang tak kalah pentingnya yakni untuk proteksi dan kenikmatan. Apabila pendengaran kita sering mengalami gangguan antara lain sering terpapar suara yang bising dan keras, maka akan timbul dengungan pada telinga kita.
Telinga berdengung atau dalam istilah kedokteran biasanya disebut sebagai tinnitus (tinitus). Tinitus sendiri berarti suara berdenging atau berdengung, atau jenis suara lain yang berasal dari kepala atau telinga tanpa keterlibatan sumber eksternal. Tinitus bukanlah penyakit namun gejala dan sebaiknya segera dicari penyebabnya. Terdapat dua jenis tinitus, yaitu yang subjektif dan objektif. Tinitus subjektif berarti tinitus yang hanya dapat didengar oleh penderita sendiri. Penyebabnya adalah kelainan pada telinga bagian luar, dalam, dan tengah. Tinitus ini juga dapat disebabkan oleh gangguan pada saraf-saraf pendengaran di otak. Sedangkan yang objektif dapat didengar juga oleh dokter yang memeriksa. Tinitus jenis ini jarang ditemukan, dapat disebabkan oleh kelainan pembuluh darah, gangguan tulang telinga dalam, atau gangguan pada otot.
Penyebab yang umum ditemukan pada tinitus adalah kerusakan sel telinga dalam. Rambut-rambut kecil pada telinga bagian dalam bergerak tergantung tekanan gelombang suara. Gerakan ini menstimulasi sel-sel telinga untuk mengeluarkan sinyal listrik melalui saraf dari telinga (saraf auditori) ke otak. Otak akan menginterpretasi sinyal-sinyal ini sebagai suara. Jika rambut-rambut pada telinga bagian dalam tersebut rusak, mereka dapat “membocorkan” impuls elektrik yang tidak beraturan, sehingga menyebabkan tinitus. Kerusakan rambut-rambut ini dipengaruhi oleh usia dan adanya paparan terhadap suara yang keras dalam jangka waktu lama (MP3 player, konser musik), dan paparan terhadap beberapa obat tertentu (aspirin, NSAIDs, diuretik).
Penyebab lain dari tinitus adalah:
* Adanya kotoran terlalu banyak dalam telinga sehingga mengakibatkan adanya sumbatan pada saluran Eustachia (tuba Eustachia).
* Perubahan pada tulang telinga bagian tengah.
* Meniere’s Disease (kelainan pada telinga dalam karena tekanan cairan atau komposisi telinga dalam).
* Trauma pada kepala atau telinga (mempengaruhi saraf atau fungsi otak yang berkaitan dengan pendengaran; umumnya tinitus karena sebab ini hanya terjadi pada satu telinga).
* Tumor jinak pada saraf kranial yang berjalan dari otak ke telinga bagian yang mengontrol keseimbangan dan pendengaran (acoustic neuroma; biasanya menyebabkan tinitus pada satu sisi telinga saja).
* Kelainan pada pembuluh darah (menyebabkan tinitus yang sifatnya pulsatil atau berdenyut, termasuk tinitus objektif).
* Akibat mengkonsumsi beberapa jenis obat, seperti pil kina dapat menimbulkan gejala seperti itu.
* Stress dan depresi. Diagnosis ini merupakan diagnosis yang sangat umum jika tes-tes atau pemeriksaan pendengaran menunjukkan hasil normal dan penyebab tinitus lain tidak dapat diidentifikasi.
Bagaimana cara menghilangkan tinitus?
Tidak ada obat khusus untuk tinitus, yang paling penting adalah menghilangkan pencetus atau menyembuhkan penyebab. Hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya tinitus antara lain adalah menghindari suara keras, menghindari pencetus tinitus seperti kopi, teh, cola, rokok, dan garam. Berolahragalah untuk memperbaiki sirkulasi dan jangan terlalu memikirkan mengenai tinitus yang terjadi, belajarlah untuk mengabaikannya atau mengalihkannya ke hal lain (mendengarkan musik ketika mau tidur misalnya). Pada ruangan yang sepi, suara kipas angin, suara musik atau radio yang pelan dapat membantu menyamarkan bunyi dari tinitus.
Disarikan dari beberapa sumber:
- klikdokter.com
- indocina.net
- kompas.com
No comments:
Post a Comment