Konsumsi minyak atau lemak terhidrogenasi sering dikaitkan dengan peningkatan kolesterol jahat. Namun tidak selalu demikian, sebab hal itu tergantung pada proses pembuatannya.
Dikutip dari The Independent, Selasa (20/7/2010), hidrogenasi merupakan proses kimiawi untuk mengubah minyak nabati dalam bentuk cair menjadi padat.Caranya dengan menambahkan ion hidrogen dalam temperatur dan tekanan tinggi. Contoh minyak terhidrogenasi adalah margarin dan mentega.
Penggunaan temperatur yang digunakan sering mengubah beberapa ikatan kimia dalam molekul minyak. Bentuk ikatan yang sering terbentuk adalah ikatan trans, yang membuat lemak terhidrogenasi menjadi tidak sehat.
Namun tidak semuanya demikian, karena proses hidrogenasi ada 2 macam yakni hidrogenasi sempurna (fully hydrogenation) dan hidrogenasi sebagian (partially hydrogenation). Masing-masing akan menghasilkan jenis lemak padat yang berbeda.
Lemak yang terbentuk dari proses hidrogenasi parsial (sebagian) lebih berbahya karena mengandung ikatan trans, sehingga disebut lemak trans. Jenis lemak ini lebih berbahaya dibandingkan lemak jenuh karena dapat meningkatkan kolesterol jahat atau LDL (Low Density Lipoprotein).
Penggunaan lemak trans dalam makanan sebaiknya dihindari, karena peningkatan kadar LDL erat kaitannya dengan berbagai masalah jantung dan pembuluh darah. Mulai dari tekanan darah tinggi (hipertensi) hingga gagal jantung maupun stroke.
Sedangkan proses hidrogenasi sempurna menghasilkan lemak jenuh dalam bentuk asam stearat. Dalam tubuh, senyawa tersebut diubah menjadi asam oleat, salah satu bentuk lemak tak jenuh tunggal yang tidak meningkatkan kadar LDL.
Selain tidak menyebabkan masalah jantung dan pembuluh darah, lemak yang terhidrogenasi sempurna juga lebih baik secara fisik. Lemak tersebut biasanya lebih padat, tidak mudah meleleh meski disimpan dalam suhu ruangan.
Untuk memastikan jenis lemak yang digunakan, sebaiknya baca label yang tercantum pada bungkus atau kemasan makanan. Tapi kadang produsen hanya menulis label minyak lemak nabati.
Sumber: health.detik.com
Dikutip dari The Independent, Selasa (20/7/2010), hidrogenasi merupakan proses kimiawi untuk mengubah minyak nabati dalam bentuk cair menjadi padat.Caranya dengan menambahkan ion hidrogen dalam temperatur dan tekanan tinggi. Contoh minyak terhidrogenasi adalah margarin dan mentega.
Penggunaan temperatur yang digunakan sering mengubah beberapa ikatan kimia dalam molekul minyak. Bentuk ikatan yang sering terbentuk adalah ikatan trans, yang membuat lemak terhidrogenasi menjadi tidak sehat.
Namun tidak semuanya demikian, karena proses hidrogenasi ada 2 macam yakni hidrogenasi sempurna (fully hydrogenation) dan hidrogenasi sebagian (partially hydrogenation). Masing-masing akan menghasilkan jenis lemak padat yang berbeda.
Lemak yang terbentuk dari proses hidrogenasi parsial (sebagian) lebih berbahya karena mengandung ikatan trans, sehingga disebut lemak trans. Jenis lemak ini lebih berbahaya dibandingkan lemak jenuh karena dapat meningkatkan kolesterol jahat atau LDL (Low Density Lipoprotein).
Penggunaan lemak trans dalam makanan sebaiknya dihindari, karena peningkatan kadar LDL erat kaitannya dengan berbagai masalah jantung dan pembuluh darah. Mulai dari tekanan darah tinggi (hipertensi) hingga gagal jantung maupun stroke.
Sedangkan proses hidrogenasi sempurna menghasilkan lemak jenuh dalam bentuk asam stearat. Dalam tubuh, senyawa tersebut diubah menjadi asam oleat, salah satu bentuk lemak tak jenuh tunggal yang tidak meningkatkan kadar LDL.
Selain tidak menyebabkan masalah jantung dan pembuluh darah, lemak yang terhidrogenasi sempurna juga lebih baik secara fisik. Lemak tersebut biasanya lebih padat, tidak mudah meleleh meski disimpan dalam suhu ruangan.
Untuk memastikan jenis lemak yang digunakan, sebaiknya baca label yang tercantum pada bungkus atau kemasan makanan. Tapi kadang produsen hanya menulis label minyak lemak nabati.
Sumber: health.detik.com
No comments:
Post a Comment