Minyak goreng pada umumnya tergolong asam lemak rantai panjang (long chain fatty acids = LCFA), yang perlu diproses menjadi asam lemak berukuran kecil dan asam lemak bebas agar dapat diserap usus. Lalu disusun kembali menjadi lipoprotein dan diubah menjadi energi, kolesterol, dan jaringan lemak di hati. Kolesterol dan lemak inilah yang kerap menjadi penyebab berbagai penyakit kronis, degeneratif, maupun kanker.
Kandungan LCFA dalam berbagai jenis minyak goreng: minyak safflower (78 persen), minyak bunga matahari (69 persen), minyak sawit (51 persen), minyak canola (31 persen), minyak zaitun (9 persen), dan paling rendah minyak kelapa (2 persen).
Seberapa Sehat Minyak Kelapa Sawit?
Minyak sawit memiliki kandungan asam lemak jenuhnya yang tinggi (hampir 50 persen), meski pun saat ini studi yang ada menunjukkan kalau minyak sawit berbeda dengan lemak yang bersifat hipokolesterolemik (meningkatkan kolesterol) seperti lard (lemak hewan).
Sayangnya, meskipun merupakan andalan, penanaman minyak sawit di Indonesia masih menyisakan berbagai persoalan, mulai dari lingkungan karena tanaman sawit ditanam secara tak terkendali mulai dari kawasan hutan, area penghasil pangan, lahan gambut, hingga kawasan perlindungan. Kerap timbul masalah perebutan tanah antara petani sawit kecil dengan perusahaan besar atau pun penggunaan pestisida dan pupuk kimia yang mencemari hingga ke kawasan pesisir.
Minyak Kelapa, Kebaikan dari Kawasan Pesisir
Minyak kelapa juga mengandung vitamin A, D, E, dan K, serta provitamin A (karoten) yang larut dalam lemak, yang penting bagi metabolisme tubuh. Penelitian terhadap penduduk di salah satu pulau di Pasifik yang minyak gorengnya terbuat dari kelapa menunjukkan total kolesterol dan kolesterol baiknya (high desity lipoprotein, HDL cholesterol) meningkat dan kolesterol jahatnya (low density lipoprotein, LDL cholesterol) menurun. Di pulau Nikobar, Indoa, dan Lashavadeep, serangan kardiovaskular sangat rendah, karena penduduk yang bermukin di pulau tersebut mengkonsumsi kelapa.
Penggunaan minyak kelapa sebagai minyak goreng ditinggalkan sejak Indonesia memusatkan diri pada minyak sawit, sehingga keunggulannya bagi kesehatan tenggelam. Pada saat yang sama, para petani kelapa juga tidak mendapat dukungan yang cukup untuk mengembangkan potensinya, padahal kita pernah terkenal sebagai negara penghasil kopra.
(Ida Ronauli dari Perkumpulan Indonesia Bersatu/Majalah Chic)
Sumber: Kompas.com
Kandungan LCFA dalam berbagai jenis minyak goreng: minyak safflower (78 persen), minyak bunga matahari (69 persen), minyak sawit (51 persen), minyak canola (31 persen), minyak zaitun (9 persen), dan paling rendah minyak kelapa (2 persen).
Seberapa Sehat Minyak Kelapa Sawit?
Minyak sawit memiliki kandungan asam lemak jenuhnya yang tinggi (hampir 50 persen), meski pun saat ini studi yang ada menunjukkan kalau minyak sawit berbeda dengan lemak yang bersifat hipokolesterolemik (meningkatkan kolesterol) seperti lard (lemak hewan).
Sayangnya, meskipun merupakan andalan, penanaman minyak sawit di Indonesia masih menyisakan berbagai persoalan, mulai dari lingkungan karena tanaman sawit ditanam secara tak terkendali mulai dari kawasan hutan, area penghasil pangan, lahan gambut, hingga kawasan perlindungan. Kerap timbul masalah perebutan tanah antara petani sawit kecil dengan perusahaan besar atau pun penggunaan pestisida dan pupuk kimia yang mencemari hingga ke kawasan pesisir.
Minyak Kelapa, Kebaikan dari Kawasan Pesisir
Minyak kelapa juga mengandung vitamin A, D, E, dan K, serta provitamin A (karoten) yang larut dalam lemak, yang penting bagi metabolisme tubuh. Penelitian terhadap penduduk di salah satu pulau di Pasifik yang minyak gorengnya terbuat dari kelapa menunjukkan total kolesterol dan kolesterol baiknya (high desity lipoprotein, HDL cholesterol) meningkat dan kolesterol jahatnya (low density lipoprotein, LDL cholesterol) menurun. Di pulau Nikobar, Indoa, dan Lashavadeep, serangan kardiovaskular sangat rendah, karena penduduk yang bermukin di pulau tersebut mengkonsumsi kelapa.
Penggunaan minyak kelapa sebagai minyak goreng ditinggalkan sejak Indonesia memusatkan diri pada minyak sawit, sehingga keunggulannya bagi kesehatan tenggelam. Pada saat yang sama, para petani kelapa juga tidak mendapat dukungan yang cukup untuk mengembangkan potensinya, padahal kita pernah terkenal sebagai negara penghasil kopra.
(Ida Ronauli dari Perkumpulan Indonesia Bersatu/Majalah Chic)
Sumber: Kompas.com
Artikel Terkait:
- Kenapa Minyak Kelapa Menyehatkan?
- Mengenal Jenis Minyak Kelapa
No comments:
Post a Comment