Usia masih muda, tapi uban sudah mulai bermunculan satu persatu menghias mahkota. Hal itu tentu bisa membuat wanita mana pun panik.
Dahulu, uban identik dengan usia lanjut. Biasanya uban mulai muncul menjelang akhir usia 30-an atau begitu memasuki usia 40-an. Tapi, seiring perubahan gaya hidup, uban datang makin awal.
Munculnya uban disebabkan oleh banyak hal. Antara lain faktor genetik, kelainan metabolisme tubuh, kurang gizi, stres, penggunaan sampo atau pewarna rambut dengan zat kimia tinggi dan sebagainya.
Bila uban sudah muncul di rambut, terkadang tangan terasa gatal ingin mencabutinya. Padahal cara ini justru membawa efek buruk. Jika uban dicabut, hal itu akan merusak pori-pori rambut serta mengganggu saraf akar rambut.
Pengecatan juga dianggap sebagai solusi praktis atasi uban. Namun, jika pewarna rambut tidak aman, justru bisa menyebabkan gangguan saraf yang memicu pusing, insomnia, tekanan darah tinggi, jantung berdebar dan sebagainya.
Bagaimana cara tepat mencegah dan mengatasi uban?
- Tingkat stres tinggi bisa mempercepat uban menghampiri. Jaga pola hidup Anda agar tak terjebak stres.
- Rambut menjadi putih karena produksi pigmen pewarna rambut yang disebut melanin terhambat. Pigmen tersebut dihasilkan oleh sel tubuh melanosit. Melanosit tidak bisa memproduksi melanin jika tubuh kekurangan vitamin B 12. Nutrisi vitamin B 12 bisa diperoleh dari produk makanan daging, hati, kerang, ketam, kepiting, ikan yaitu salmon atau tuna, daging unggas, telur, susu dan produk olahannya.
- Terapi akupuntur mengatasi gangguan sistem saraf yang menyebabkan munculnya uban. Dengan akupuntur, simpul saraf yang rusak bisa kembali berfungsi. Akupuntur juga bisa merangsang peredaran darah di kulit kepala sehingga mengurangi timbulnya uban.
- Anda boleh mencoba membuktikan khasiat biji pepaya mengatasi uban. Anda hanya perlu mengambil setangkup biji pepaya, sangrai, lalu tumbuk halus dan campur dengan sedikit minyak kelapa. Oleskan ramuan tersebut pada seluruh rambut dan kulit kepala. Diamkan sekitar satu jam, lalu keramaslah seperti biasa.
Pada umumnya, uban memang tidak bisa dikembalikan menjadi hitam, kecuali pada mereka yang menderita gangguan metabolisme, khususnya orangtua. Secara medis, uban juga tidak bisa diobati. Jika penyebabnya faktor genetik, yang bisa dilakukan hanyalah mencat rambut. “Sebaiknya jangan mencabut uban karena justru akan mengurangi jumlah helai rambut.
Akibatnya, rambut malah jadi tipis, sementara jumlah uban tetap. Lebih baik cari jalan lain untuk mewarnai ubannya tersebut.” Rambut beruban sebetulnya memang harus sering dicat. “Soalnya, rambut itu kan tumbuh terus, sebulan tumbuh rambut baru sepanjang 1 cm sehingga ujungnya menjadi uban lagi dan harus dicat lagi.”
Tentu, cat rambut memiliki efek samping. Berdasarkan bahannya, cat rambut dibagi dua, yakni cat rambut dari bahan kimia dan cat rambut dari tumbuh-tumbuhan (hena). Cat rambut dari zat kimia selama ini disebut-sebut bisa menyebabkan kanker darah. “Meskipun sebetulnya belum bisa dibuktikan secara pasti,” kata Tjut.
Yang pasti, cat rambut bisa memicu eksim kontak (dermatitis kontak). “Timbul rasa gatal, biasanya dari kepala, terus ke muka dan bisa pula badan. Bahkan, pada bentuk yang agak hebat, timbul urtikaria (bengkak biduran) yang cepat menjalar. Begitu pakai, langsung bengkak biduran di kulit kepala sampai akhirnya bengkak pada saluran pernapasan yang bisa berakibat fatal.” Sementara kalau eksim, tipenya lambat. “Sekarang kena cat rambut, besoknya baru gatal-gatal.”
Oleh karena itu, sebelum memakai cat rambut sebaiknya dicoba dulu di belakang telinga. “Oleskan dan biarkan selama 24 jam. Kalau tidak ada timbul rasa gatal atau pembengkakan, berarti cocok,” saran Tjut.
Jenis kedua adalah cat rambut dari tumbuhan yang biasa disebut hena. “Ini lebih aman karena mengandung substansi organik dari tumbuh-tumbuhan alam. Efek sampingnya tidak terlalu banyak. Hena ini juga mengisi bagian dalam rambut. Sementara cat rambut kimiawi, hanya melapisi bagian luar rambut, tidak bisa meresap ke dalam rambut.”
Selain itu, ada dua jenis cat rambut, semipermanen dan permanen. “Kalau yang semipermanen dicuci beberapa kali juga akan hilang, sedangkan yang permanen tak hilang. Jadi, harus diulang setiap sekitar 3-4 minggu.” Namun, ujar Tjut, kita juga harus kompromi terhadap rambut. “Boleh mengecat kapan saja asal kualitas rambut diperhatikan. Misalnya kalau rambut terlalu kering, sebaiknya pakai kondisioner (pelembab).”
Juga, harus mengetahui perawatan pencuci rambut. Misalnya, gunakan sampo yang tidak terlalu alkalis (terlalu berbusa) sehingga malah membuat rambut jadi terlalu kering. “Namun, kalau sudah ada tanda-tanda rambut porous (rapuh), pengecatan harus dihentikan, tunggu sampai rambut baru tumbuh.”
Saat usia kita sudah menjelang 40 tahun (atau lebih), keberadaan uban tentu tidak perlu dipermasalahkan. Menurut L'Oréal, hampir separuh wanita berusia lebih dari 40 tahun tak lagi berusaha melawan gejala penuaan ini. Rambut beruban menjadi semacam pernyataan kepercayaan diri, bahwa wanita bangga dengan kecantikan alaminya.
Yang menjadi masalah bila uban sudah mulai muncul di usia 20-an, atau bahkan kurang. Uban prematur seperti ini biasanya disebabkan penyakit seperti flu yang kronis, sinusitis, serta kekurangan vitamin B, zat besi, tembaga, dan yodium dalam diet kita. Uban menunjukkan kekurangan pada tubuh, karena kualitas rambut tergantung pada kesehatan secara keseluruhan. Polusi udara, panas, suhu yang lembab, mempengaruhi kualitas rambut. Ketegangan, kegelisahan, kesedihan, frustrasi, atau stres, juga membahayakan kesehatan rambut. Sedangkan perawatan yang salah terhadap rambut, seperti keramas dengan air panas, mengeringkan rambut denganhair dryer, juga merupakan faktor lainnya yang tak boleh dilupakan.
Namun bagi umumnya wanita, munculnya 2-3 uban pada kepala lebih dianggap mengurangi keindahan. Bila tak siap menghadapi usia yang makin bertambah, sang pemilik biasanya akan mencabut, memotong, atau mencat rambutnya sehingga uban tak lagi mengintip di sela-sela hitamnya rambut. Namun tindakan mencat rambut ini hanya dilakukan oleh orang yang ubannya sudah hampir merata. Kalau cuma 5 lembar, untuk apa rambut dicat? Nah, pertanyaannya sekarang, amankah tindakan mencabut atau memotong uban?
Menurut www.skin-disease.org, jika Anda mencabut uban, akan tumbuh 10 uban baru atau lebih. Yang perlu Anda lakukan adalah memotong uban di dekat akarnya dengan gunting kecil. Jika uban rontok saat disisir, Anda tak perlu mengkhawatirkan terjadinya infeksi. Jika rontok, artinya uban sudah terlalu lemah sehingga tidak mampu bertahan di kulit kepala. Bandingkan dengan bila Anda mencabut uban; akan terlihat akarnya yang masih kuat sehingga uban pun berontak saat Anda ingin mencabutnya.
Dahulu, uban identik dengan usia lanjut. Biasanya uban mulai muncul menjelang akhir usia 30-an atau begitu memasuki usia 40-an. Tapi, seiring perubahan gaya hidup, uban datang makin awal.
Munculnya uban disebabkan oleh banyak hal. Antara lain faktor genetik, kelainan metabolisme tubuh, kurang gizi, stres, penggunaan sampo atau pewarna rambut dengan zat kimia tinggi dan sebagainya.
Bila uban sudah muncul di rambut, terkadang tangan terasa gatal ingin mencabutinya. Padahal cara ini justru membawa efek buruk. Jika uban dicabut, hal itu akan merusak pori-pori rambut serta mengganggu saraf akar rambut.
Pengecatan juga dianggap sebagai solusi praktis atasi uban. Namun, jika pewarna rambut tidak aman, justru bisa menyebabkan gangguan saraf yang memicu pusing, insomnia, tekanan darah tinggi, jantung berdebar dan sebagainya.
Bagaimana cara tepat mencegah dan mengatasi uban?
- Tingkat stres tinggi bisa mempercepat uban menghampiri. Jaga pola hidup Anda agar tak terjebak stres.
- Rambut menjadi putih karena produksi pigmen pewarna rambut yang disebut melanin terhambat. Pigmen tersebut dihasilkan oleh sel tubuh melanosit. Melanosit tidak bisa memproduksi melanin jika tubuh kekurangan vitamin B 12. Nutrisi vitamin B 12 bisa diperoleh dari produk makanan daging, hati, kerang, ketam, kepiting, ikan yaitu salmon atau tuna, daging unggas, telur, susu dan produk olahannya.
- Terapi akupuntur mengatasi gangguan sistem saraf yang menyebabkan munculnya uban. Dengan akupuntur, simpul saraf yang rusak bisa kembali berfungsi. Akupuntur juga bisa merangsang peredaran darah di kulit kepala sehingga mengurangi timbulnya uban.
- Anda boleh mencoba membuktikan khasiat biji pepaya mengatasi uban. Anda hanya perlu mengambil setangkup biji pepaya, sangrai, lalu tumbuk halus dan campur dengan sedikit minyak kelapa. Oleskan ramuan tersebut pada seluruh rambut dan kulit kepala. Diamkan sekitar satu jam, lalu keramaslah seperti biasa.
Pada umumnya, uban memang tidak bisa dikembalikan menjadi hitam, kecuali pada mereka yang menderita gangguan metabolisme, khususnya orangtua. Secara medis, uban juga tidak bisa diobati. Jika penyebabnya faktor genetik, yang bisa dilakukan hanyalah mencat rambut. “Sebaiknya jangan mencabut uban karena justru akan mengurangi jumlah helai rambut.
Akibatnya, rambut malah jadi tipis, sementara jumlah uban tetap. Lebih baik cari jalan lain untuk mewarnai ubannya tersebut.” Rambut beruban sebetulnya memang harus sering dicat. “Soalnya, rambut itu kan tumbuh terus, sebulan tumbuh rambut baru sepanjang 1 cm sehingga ujungnya menjadi uban lagi dan harus dicat lagi.”
Tentu, cat rambut memiliki efek samping. Berdasarkan bahannya, cat rambut dibagi dua, yakni cat rambut dari bahan kimia dan cat rambut dari tumbuh-tumbuhan (hena). Cat rambut dari zat kimia selama ini disebut-sebut bisa menyebabkan kanker darah. “Meskipun sebetulnya belum bisa dibuktikan secara pasti,” kata Tjut.
Yang pasti, cat rambut bisa memicu eksim kontak (dermatitis kontak). “Timbul rasa gatal, biasanya dari kepala, terus ke muka dan bisa pula badan. Bahkan, pada bentuk yang agak hebat, timbul urtikaria (bengkak biduran) yang cepat menjalar. Begitu pakai, langsung bengkak biduran di kulit kepala sampai akhirnya bengkak pada saluran pernapasan yang bisa berakibat fatal.” Sementara kalau eksim, tipenya lambat. “Sekarang kena cat rambut, besoknya baru gatal-gatal.”
Oleh karena itu, sebelum memakai cat rambut sebaiknya dicoba dulu di belakang telinga. “Oleskan dan biarkan selama 24 jam. Kalau tidak ada timbul rasa gatal atau pembengkakan, berarti cocok,” saran Tjut.
Jenis kedua adalah cat rambut dari tumbuhan yang biasa disebut hena. “Ini lebih aman karena mengandung substansi organik dari tumbuh-tumbuhan alam. Efek sampingnya tidak terlalu banyak. Hena ini juga mengisi bagian dalam rambut. Sementara cat rambut kimiawi, hanya melapisi bagian luar rambut, tidak bisa meresap ke dalam rambut.”
Selain itu, ada dua jenis cat rambut, semipermanen dan permanen. “Kalau yang semipermanen dicuci beberapa kali juga akan hilang, sedangkan yang permanen tak hilang. Jadi, harus diulang setiap sekitar 3-4 minggu.” Namun, ujar Tjut, kita juga harus kompromi terhadap rambut. “Boleh mengecat kapan saja asal kualitas rambut diperhatikan. Misalnya kalau rambut terlalu kering, sebaiknya pakai kondisioner (pelembab).”
Juga, harus mengetahui perawatan pencuci rambut. Misalnya, gunakan sampo yang tidak terlalu alkalis (terlalu berbusa) sehingga malah membuat rambut jadi terlalu kering. “Namun, kalau sudah ada tanda-tanda rambut porous (rapuh), pengecatan harus dihentikan, tunggu sampai rambut baru tumbuh.”
Saat usia kita sudah menjelang 40 tahun (atau lebih), keberadaan uban tentu tidak perlu dipermasalahkan. Menurut L'Oréal, hampir separuh wanita berusia lebih dari 40 tahun tak lagi berusaha melawan gejala penuaan ini. Rambut beruban menjadi semacam pernyataan kepercayaan diri, bahwa wanita bangga dengan kecantikan alaminya.
Yang menjadi masalah bila uban sudah mulai muncul di usia 20-an, atau bahkan kurang. Uban prematur seperti ini biasanya disebabkan penyakit seperti flu yang kronis, sinusitis, serta kekurangan vitamin B, zat besi, tembaga, dan yodium dalam diet kita. Uban menunjukkan kekurangan pada tubuh, karena kualitas rambut tergantung pada kesehatan secara keseluruhan. Polusi udara, panas, suhu yang lembab, mempengaruhi kualitas rambut. Ketegangan, kegelisahan, kesedihan, frustrasi, atau stres, juga membahayakan kesehatan rambut. Sedangkan perawatan yang salah terhadap rambut, seperti keramas dengan air panas, mengeringkan rambut denganhair dryer, juga merupakan faktor lainnya yang tak boleh dilupakan.
Namun bagi umumnya wanita, munculnya 2-3 uban pada kepala lebih dianggap mengurangi keindahan. Bila tak siap menghadapi usia yang makin bertambah, sang pemilik biasanya akan mencabut, memotong, atau mencat rambutnya sehingga uban tak lagi mengintip di sela-sela hitamnya rambut. Namun tindakan mencat rambut ini hanya dilakukan oleh orang yang ubannya sudah hampir merata. Kalau cuma 5 lembar, untuk apa rambut dicat? Nah, pertanyaannya sekarang, amankah tindakan mencabut atau memotong uban?
Menurut www.skin-disease.org, jika Anda mencabut uban, akan tumbuh 10 uban baru atau lebih. Yang perlu Anda lakukan adalah memotong uban di dekat akarnya dengan gunting kecil. Jika uban rontok saat disisir, Anda tak perlu mengkhawatirkan terjadinya infeksi. Jika rontok, artinya uban sudah terlalu lemah sehingga tidak mampu bertahan di kulit kepala. Bandingkan dengan bila Anda mencabut uban; akan terlihat akarnya yang masih kuat sehingga uban pun berontak saat Anda ingin mencabutnya.
No comments:
Post a Comment