Perempuan yang menggunakan lubrikan atau pelumas ketika berhubungan seksual mengaku merasa lebih puas dan tidak mengalami nyeri dibanding dengan rekannya yang tidak menggunakan pelumas vagina.
Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Sexual Medicine ini menemukan, lubrikan akan mengurangi gejala-gejala negatif, seperti rasa sakit atau terbakar di bagian vagina. Kebanyakan responden juga mengatakan, lubrikan berbasis air lebih efektif dibanding yang berbasis silikon.
Nyeri di bagian vagina ketika berhubungan seksual (dispareunia) merupakan problem seksual yang sering dikeluhkan wanita. Biasanya nyeri genital berlangsung terus-menerus atau sering kambuh saat terjadi penetrasi.
Beberapa kondisi fisik yang bisa menyebabkan dispareunia, antara lain, kurangnya rangsangan seksual, perubahan hormonal, vagina kering, atau reaksi terhadap alat atau bahan kontrasepsi. Trauma psikologis seperti pemerkosaan atau pelecehan seksual juga dapat menjadi penyebab gangguan nyeri seksual.
"Penggunaan lubrikan saat foreplay atau permainan utama dengan pasangan bisa mengurangi rasa nyeri," kata Debby Herbenick, dari Center for Sexual Health Promotion, Indiana University Bloomington.
Penelitian dilakukan secara acak terhadap 2.453 wanita berusia 18-68 tahun. Mereka diminta memakai satu dari enam jenis pelumas selama dua minggu. Kemudian mereka ditanya mengenai tingkat kepuasannya, termasuk juga pengaruhnya terhadap gejala-gejala yang mengganggu ketika bercinta.
Bijak Memilih Lubrikasi Vagina
Banyak cara yang bisa dilakukan agar organ kewanitaan selalu lembab. Anda bisa menggunakan obat kimia, obat herbal, bisa juga dengan terapi. Namun, hati-hati, ada yang punya efek samping.
Eddy Karta, pakar penyakit kulit dan kelamin Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), bilang, cara paling mudah adalah dengan menggunakan obat kimia. Fungsi obat ini adalah melembabkan organ intim atau istilah ilmiahnya lubrikasi vagina.
Bentuk obat kimia ini ada dua macam, gel atau krim dan tablet. Untuk bentuk krim atau gel, Anda tinggal mengoleskan saja setiap malam selama dua sampai tiga minggu. Olesan dilakukan sampai miss v terasa lembab. Untuk bentuk tablet pun sama. Anda tinggal mengonsumsi sesuai aturan.
Selain obat kimia, Anda juga bisa menggunakan obat herbal. Banyak obat-obatan herbal yang bisa menjaga organ reproduksi perempuan tetap licin dan sehat. Contohnya akar tanaman dong quai, bunga fennel, atau buah chasteberry.
Namun, Anda harus hati-hati sebelum memakai obat-obatan itu. Sebab, beberapa obat memiliki efek samping yang merugikan. "Anda harus mengetesnya dulu di bagian tubuh yang lain," ujar Eddy.
Jika ingin berhubungan intim, ada juga pelembab tambahan yang beredar di pasaran yang bisa Anda gunakan. Hanya saja, Anda harus mencari yang berbahan dasar air. "Jangan yang oil-based seperti vaselin karena malah akan mengganggu produksi pelembab alami," kata Mulyadi Tedjaprana, pakar kesehatan Klinik Medizone.
Selain obat, lubrikasi (pelumasan) vagina bisa juga melalui terapi. Terapi yang biasa digunakan adalah terapi sulih hormon atau hormone replacement therapy (HRT). Prinsip dasar dari terapi ini adalah menambahkan hormon di tubuh sehingga lubrikasi bisa berjalan alami.
Hanya saja, sampai saat ini masih ada pro dan kontra. Beberapa pakar menyebutkan cara ini tidak sepenuhnya aman sebab punya efek samping. Misalnya, berat badan bertambah, timbul rasa nyeri pada payudara, sakit kepala, keputihan, bahkan muncul bercak-bercak di vagina hingga sekujur tubuh.
Tak hanya itu, perempuan yang menggunakan terapi ini juga berpotensi mengalami stroke, kanker payudara, dan penyumbatan pada pembuluh darah. Maka, banyak dokter yang tidak menyarankan.
7 Jenis Cairan Lubrikasi
Cairan pelumas digunakan untuk membantu Anda mengurangi rasa nyeri saat berhubungan seksual. Keuntungan lain dari penggunaan lubricant adalah meningkatkan kenikmatan dalam bercinta.
Namun sebaiknya Anda mengenali jenis-jenis cairan lubrikasi, agar dapat menemukan cairan dengan bahan dasar paling sesuai untuk diri Anda.
1. Pelumas dengan efek hangat
Anda mungkin pernah mendengar lubricant yang menjanjikan sensasi hangat saat berhubungan. Ternyata hal ini memang benar. Pelumas jenis ini bisa memberikan sensasi selama berhubungan, terutama jika digunakan di luar kondom. Namun hati-hati, jangan menggunakan terlalu banyak. Cukup satu tetes sebesar uang logam. Sebab organ intim perempuan lebih sensitif dari pria. Rasa hangat bisa berubah menjadi panas jika cairan terlalu banyak.
2. Berbahan dasar air
Kebanyakan cairan lubrikasi yang dijual di pasaran berbahan dasar air. Jenis ini paling aman untuk mereka yang memiliki organ intim yang amat sensitif. Namun berbahan dasar air, bukan berarti bebas dari iritasi. Karena itu baca dulu label kemasan sebelum membeli. Jika Anda sensitif terhadap bahan-bahan tertentu, Anda harus menghindari bahan-bahan yang mengandung propylene glycol atau chlorhexidine yang sering menyebabkan iritasi pada perempuan.
3. Pelumas berbahan dasar minyak
Pelumas dengan bahan dasar minyak boleh dibilang cukup baik, karena tidak terlalu basah atau lengket. Kebanyakan dokter merekomendasikan cairan pelumas jenis ini. Kekurangannya, pelumas jenis ini bisa merobek kondom dari bahan lateks. Untuk mencegah kondom robek, gunakan kondom dari bahan polyurethane. Selain itu ada pula yang mengatakan bahwa pelumas jenis ini cocok untuk pria, namun tidak untuk wanita.
4. Pelumas dengan aroma
Pelumas dengan aroma tertentu biasanya digunakan saat pasangan ingin melakukan seks oral, namun pihak perempuan merasa enggan. Ada berbagai macam aroma yang ditawarkan, umumnya buah-buahan. Cari tahu apakah pelumas jenis ini mengandung gula atau tidak. Mereka yang punya kecenderungan diabetes ternyata tidak dapat menggunakan pelumas jenis ini.
5. Berbahan dasar silikon
Cara terbaik untuk menggunakan pelumas berbasis silikon adalah di dalam air, atau di kamar mandi. Silikon akan menjadi lembap dan tidak mudah rusak meskipun digunakan dalam air. Pelumas jenis ini cocok untuk pijat.
6. Dari bahan natural
Pelumas dari bahan organik, natural, atau ramah lingkungan yang dijual di toko obat atau apotik memang masih jarang. Namun pelumas jenis ini tidak memiliki banyak tambahan zat kimia atau zat adiktif yang bisa membuat kita alergi.
7. Pelumas buatan sendiri
Pernah mendengar pelumas yang dibuat dari putih telur atau minyak kacang? Apakah ini cara yang aman? Hati-hati menggunakan cara yang mungkin bisa melukai atau membuat organ intim jadi iritasi. Memang belum ada penelitian khusus mengenai pelumas dari putih telur atau minyak kacang. Berhati-hatilah agar tidak terserang infeksi.
Sumber: KompasHealth
Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Sexual Medicine ini menemukan, lubrikan akan mengurangi gejala-gejala negatif, seperti rasa sakit atau terbakar di bagian vagina. Kebanyakan responden juga mengatakan, lubrikan berbasis air lebih efektif dibanding yang berbasis silikon.
Nyeri di bagian vagina ketika berhubungan seksual (dispareunia) merupakan problem seksual yang sering dikeluhkan wanita. Biasanya nyeri genital berlangsung terus-menerus atau sering kambuh saat terjadi penetrasi.
Beberapa kondisi fisik yang bisa menyebabkan dispareunia, antara lain, kurangnya rangsangan seksual, perubahan hormonal, vagina kering, atau reaksi terhadap alat atau bahan kontrasepsi. Trauma psikologis seperti pemerkosaan atau pelecehan seksual juga dapat menjadi penyebab gangguan nyeri seksual.
"Penggunaan lubrikan saat foreplay atau permainan utama dengan pasangan bisa mengurangi rasa nyeri," kata Debby Herbenick, dari Center for Sexual Health Promotion, Indiana University Bloomington.
Penelitian dilakukan secara acak terhadap 2.453 wanita berusia 18-68 tahun. Mereka diminta memakai satu dari enam jenis pelumas selama dua minggu. Kemudian mereka ditanya mengenai tingkat kepuasannya, termasuk juga pengaruhnya terhadap gejala-gejala yang mengganggu ketika bercinta.
Bijak Memilih Lubrikasi Vagina
Banyak cara yang bisa dilakukan agar organ kewanitaan selalu lembab. Anda bisa menggunakan obat kimia, obat herbal, bisa juga dengan terapi. Namun, hati-hati, ada yang punya efek samping.
Eddy Karta, pakar penyakit kulit dan kelamin Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), bilang, cara paling mudah adalah dengan menggunakan obat kimia. Fungsi obat ini adalah melembabkan organ intim atau istilah ilmiahnya lubrikasi vagina.
Bentuk obat kimia ini ada dua macam, gel atau krim dan tablet. Untuk bentuk krim atau gel, Anda tinggal mengoleskan saja setiap malam selama dua sampai tiga minggu. Olesan dilakukan sampai miss v terasa lembab. Untuk bentuk tablet pun sama. Anda tinggal mengonsumsi sesuai aturan.
Selain obat kimia, Anda juga bisa menggunakan obat herbal. Banyak obat-obatan herbal yang bisa menjaga organ reproduksi perempuan tetap licin dan sehat. Contohnya akar tanaman dong quai, bunga fennel, atau buah chasteberry.
Namun, Anda harus hati-hati sebelum memakai obat-obatan itu. Sebab, beberapa obat memiliki efek samping yang merugikan. "Anda harus mengetesnya dulu di bagian tubuh yang lain," ujar Eddy.
Jika ingin berhubungan intim, ada juga pelembab tambahan yang beredar di pasaran yang bisa Anda gunakan. Hanya saja, Anda harus mencari yang berbahan dasar air. "Jangan yang oil-based seperti vaselin karena malah akan mengganggu produksi pelembab alami," kata Mulyadi Tedjaprana, pakar kesehatan Klinik Medizone.
Selain obat, lubrikasi (pelumasan) vagina bisa juga melalui terapi. Terapi yang biasa digunakan adalah terapi sulih hormon atau hormone replacement therapy (HRT). Prinsip dasar dari terapi ini adalah menambahkan hormon di tubuh sehingga lubrikasi bisa berjalan alami.
Hanya saja, sampai saat ini masih ada pro dan kontra. Beberapa pakar menyebutkan cara ini tidak sepenuhnya aman sebab punya efek samping. Misalnya, berat badan bertambah, timbul rasa nyeri pada payudara, sakit kepala, keputihan, bahkan muncul bercak-bercak di vagina hingga sekujur tubuh.
Tak hanya itu, perempuan yang menggunakan terapi ini juga berpotensi mengalami stroke, kanker payudara, dan penyumbatan pada pembuluh darah. Maka, banyak dokter yang tidak menyarankan.
7 Jenis Cairan Lubrikasi
Cairan pelumas digunakan untuk membantu Anda mengurangi rasa nyeri saat berhubungan seksual. Keuntungan lain dari penggunaan lubricant adalah meningkatkan kenikmatan dalam bercinta.
Namun sebaiknya Anda mengenali jenis-jenis cairan lubrikasi, agar dapat menemukan cairan dengan bahan dasar paling sesuai untuk diri Anda.
1. Pelumas dengan efek hangat
Anda mungkin pernah mendengar lubricant yang menjanjikan sensasi hangat saat berhubungan. Ternyata hal ini memang benar. Pelumas jenis ini bisa memberikan sensasi selama berhubungan, terutama jika digunakan di luar kondom. Namun hati-hati, jangan menggunakan terlalu banyak. Cukup satu tetes sebesar uang logam. Sebab organ intim perempuan lebih sensitif dari pria. Rasa hangat bisa berubah menjadi panas jika cairan terlalu banyak.
2. Berbahan dasar air
Kebanyakan cairan lubrikasi yang dijual di pasaran berbahan dasar air. Jenis ini paling aman untuk mereka yang memiliki organ intim yang amat sensitif. Namun berbahan dasar air, bukan berarti bebas dari iritasi. Karena itu baca dulu label kemasan sebelum membeli. Jika Anda sensitif terhadap bahan-bahan tertentu, Anda harus menghindari bahan-bahan yang mengandung propylene glycol atau chlorhexidine yang sering menyebabkan iritasi pada perempuan.
3. Pelumas berbahan dasar minyak
Pelumas dengan bahan dasar minyak boleh dibilang cukup baik, karena tidak terlalu basah atau lengket. Kebanyakan dokter merekomendasikan cairan pelumas jenis ini. Kekurangannya, pelumas jenis ini bisa merobek kondom dari bahan lateks. Untuk mencegah kondom robek, gunakan kondom dari bahan polyurethane. Selain itu ada pula yang mengatakan bahwa pelumas jenis ini cocok untuk pria, namun tidak untuk wanita.
4. Pelumas dengan aroma
Pelumas dengan aroma tertentu biasanya digunakan saat pasangan ingin melakukan seks oral, namun pihak perempuan merasa enggan. Ada berbagai macam aroma yang ditawarkan, umumnya buah-buahan. Cari tahu apakah pelumas jenis ini mengandung gula atau tidak. Mereka yang punya kecenderungan diabetes ternyata tidak dapat menggunakan pelumas jenis ini.
5. Berbahan dasar silikon
Cara terbaik untuk menggunakan pelumas berbasis silikon adalah di dalam air, atau di kamar mandi. Silikon akan menjadi lembap dan tidak mudah rusak meskipun digunakan dalam air. Pelumas jenis ini cocok untuk pijat.
6. Dari bahan natural
Pelumas dari bahan organik, natural, atau ramah lingkungan yang dijual di toko obat atau apotik memang masih jarang. Namun pelumas jenis ini tidak memiliki banyak tambahan zat kimia atau zat adiktif yang bisa membuat kita alergi.
7. Pelumas buatan sendiri
Pernah mendengar pelumas yang dibuat dari putih telur atau minyak kacang? Apakah ini cara yang aman? Hati-hati menggunakan cara yang mungkin bisa melukai atau membuat organ intim jadi iritasi. Memang belum ada penelitian khusus mengenai pelumas dari putih telur atau minyak kacang. Berhati-hatilah agar tidak terserang infeksi.
Sumber: KompasHealth
No comments:
Post a Comment